Antara Impunitas dan Impotensi: Pemaknaan atas Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
DOI:
https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v11i01.294Keywords:
impunitas, impotensi, hukum, Eka Kurniawan, sastra, Orde Baru, Ajo KawirAbstract
Makalah ini mengeksplorasi kritik Eka Kurniawan dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas terhadap impunitas dalam sistem hukum Indonesia. Melalui tokoh Ajo Kawir, yang menderita impotensi akibat trauma kekerasan, Eka menggambarkan bagaimana ketidakadilan dan kekebalan hukum merusak individu dan masyarakat. Impotensi Ajo Kawir menjadi simbol dari ketidakberdayaan rakyat kecil di hadapan otoritas yang kebal hukum. Dengan pendekatan analisis naratif, penulis mengeksplorasi tema ketidakadilan struktural, sublimasi agresi, dan dampak impunitas. Penelitian ini menemukan bahwa Eka Kurniawan memanfaatkan simbol-simbol dalam ceritanya untuk mengkritik impunitas yang melanggengkan kekerasan sistemik dan ketidakadilan. Novel ini memperingatkan bahwa tanpa penegakan hukum yang adil, masyarakat terjebak dalam lingkaran kekerasan dan penderitaan, serta menyerukan pentingnya keadilan yang menyeluruh dan tegas.